Dibalik ratapan anak negeri
hilangnya keanekaragaman hidup diatas tanahnya sendiri Papua Barat
Mahasiswa papua mengunjungi Kebun
Raya Bogor
|
|||||||
Kebun
Raya Bogor adalah salah satu kebun yang tanam berbagai tumbuhan dengan begitu
heterogen dari negara mana saja dapat di kumpulkan selingkungan seluas tanah
beberapa hektar di karyakan oleh di bawah lembaga LIPI yang terpercaya di
negara indonesia. Dapat di ukirkan ilustrasi sebagai salah satu tempat pusat
ilmu dan pariwisata buatan oleh manusia dapat di hiasi dengan berbagai
perkumpulan tumbuhan dari belahan negaraan dunia. Sekalian di pusatkan juga
sebagai tempat Ilmu untuk KKL, magang, dan pelatihan melengkapi bahan teori
dari sekolah; kampus Tugas akhir sertai lapangan kerja dari kantor-kantor
bagian terkait di negara indonesia, besertai kunjungan pariwisata pihak negara
luar dari manapun.
“……….Dimanakah makluk
hidup Tumbuh-tumbuhan maupun Hewan-hewan dan harta lain asal Papua yang
tersembunyi di belahan negara dunia; kami tetap tuntut mengunjungi untuk harap
di kembalikan……”
Kunjungan
Beberapa mahasiswa papua Kebun Raya Bogor pada hari jumat tanggal 13 – 05 –
2011; sesuai dengan ketentuannya maka tujuan untuk melihat dan mengenal keadaan
alam setempat begitu terkenal melalui majalah, buku, potret, Televisi dll yang
terkesan. Kunjungan tersebut mahasiswa papua mereka dapat kartu dengan tertulis
“Tamu Visitor” sebagai tanda tamu utama tanpa bayar uang masuk. Mahasiswa
papua merasa terhormat dari pihak penjaga pintu masuk kedalam kebun raya bogor.
Karena adanya titip Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) di salah satu Universitas
terdekat, sebagai mahasiswa yang mengespresikan keadaan alam atau yang lain di
tempat itu. Hal tersebut beberapa mahasiswa papua merasa ada sesuatu yang
jemput untuk mengunjunginya dengan begitu gratis tersebut. Karena melihat
pantau kedalam pun memang sangat mengesankan dari beberapa tumbuhan dan burung
keramat asal papua mereka di sisipkan.
Pada
awal masuk menuju kedalam kebun raya dengan semangat membawa foto digital
berkamera di rangkai dengan gayanya pakaian rastaisme; terukir adat istiadat
dan pakaiaan beda lainnya, topi rasta, kaca-mata lover untuk menggayakan pada
saat foto-foto di mana tempat kesukaan mereka. Dimana mereka melihat alam
yang begitu indah pada tumbuh-tumbuhan pepohonan serta rerumput serta hewanan
kecil sampai besar yang asal papua ; foto-foto bersama sambil mencium
tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan asal papua tersebut.
Selama
perjalanan keliling lingkungan kebun raya tersebut sambil baca tertulis
asal dari negara dan daerah pepohanan, rerumputan, dan hewanan tempat
pada makluk itu dengan rapi tersusun nama serta kelasnya. Sambil foto bersama
makluk tersebut gaya masing-masing awal masuk sampai akhir keluar dari kebun
raya dengan begitu sehat dan baik.
Pada
saat itu mahasiswa asal papua terkesan dengan adanya beribu tumbuhan dan
hewanan yang terkurunkan di kebun raya tersebut. Di dekat pinggiran istana
kepresidenan bogor jawa barat, begitu pemetaan peta lingkungan kebun raya juga
sangat rapih teratur dan indah itu. Disini kami terkesan dengan salah
satu tumbuhan yang kami kenal dan selalu dapat hidup di lingkungan kita yaitu
salah satu pohon yang selalu tanam di batas tanah sehektar antar tetangga dalam
bahasa daerah bernama “ude” berwarna hijau dan juga berwarna merah (yukune).
Maka terkesan dalam riwayat kehidupan sesuai pengalaman pernah telusuri hal
makna pada tumbuhan itu.
Maka
penulis terkesan menyampaikan kepada tumbuh-tumbuh asal daerah tanah papua
dengan batiniah begitu terdalam :
“engkau adalah makluk tumbuhan tak bergerak ciptakan Tuhan
Allah diatas tanahnya sendiri yaitu tanah papua tetapi dengan merampasnya
tumbuhan bermakna ini di bawah oleh orang tak di kenal sampai engkau ada di
tanah orang pulau jawa, tanpa seijian siapapun secara curian”.
Dengan
selanjutnya menyampaikan dengan rasa resah resuh kerinduan terhadap tumbuhan
dan hewana asal papua tersebut :
“saya adalah bagianmu yang tak terlupakan engkau berada di tanah
orang, kapankah engkau kembali di tanahnya sendiri yaitu di tanah papua; hai’
makluk tak bergerak dan bersuara kita kembali ke tanah leluhur kita disana”.
Dengan
demikian kisah kronologis kunjungan tidak begitu uraikan secara detail
karena alasan-alasan tertentu yang di harapkan kaji kedalam terhadap makluk
tumbuhan dan hewan asal papua tersebut. Maka kunjungan kami tidak ada yang sial
pasti ada keuntungan bagi bangsa dan rakyat papua barat, begitu pun juga teman
di tempat kunjungan lainnya semoga di harapkan suatu kunjungan di kaji kedalam
sepeti apa atas penyembunyian jawaban sebenarnya)*
By Agus Mote
Tidak ada komentar:
Posting Komentar