HONAI » , , , » INDONESIA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI POLITIK DEMOKRASI BANGSA MELANESIA PAPUA BARAT

INDONESIA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI POLITIK DEMOKRASI BANGSA MELANESIA PAPUA BARAT

Jumat, 06 Desember 2013 | 0 Comments

Realita bangsa di mata dunia mengklaim bahwa kehidupan bangsa diatas hak adat dan budaya, hak  tanah dan alam bangsa lain di katakan miliknya. Saling dipermainkan, di perbudak,  saling mempunah, menindas, menganiaya, dan membunuh  antar bangsanya secara politik bertopeng fisik  buatan  diatas hak hidup oleh bangsa jajah lain, dibalik kebenaran  di ciptakan dan berikan oleh ALLAH Maha Tahu sendiri kepada umat manusia leluhurnya.

 
 
PANDANGAN UMUM

Kemajuan politik Budaya Bangsa tidak pudar dari kehidupan umat manusia di dunia ini diatas hak pedoman hidup bangsa sesuai jejaknya dari sejak pencipta Langit dan Bumi   Oleh Allah Tritunggal sendiri  telah menjalani abad-keabad tiada akan titik poin berakhir. Setiap serumpun bangsa-bangsa  hak untuk bersuara demi kehidupannya, sesuai jejak budaya bangsa diatas tanahnya sendiri dengan simbol bendera bangsa yang di sukai warna kemerdekaan bersama atraksi penuh ideal di balik adat dan budaya bangsa dimana mereka tempuh dari leluhurnya.

Dari zaman ke zaman telah jalani dengan penuh ciri kehidupannya tidak di ganggu gugat oleh pihak manapun baik dengan sistem apapun dapat di godainya, berupa model penindasan, penganiayaan, pembunuhan, pemerkosaan, dan mempunahkan idealisme oleh suatu bangsa. Dengan landasan penuhnya saling menghargai dan saling menghormati dan saling menjaga antara perbedaan batas garis fatal setiap bangsa diatas hak tanah di dunia.

Zaman dahulu telah jejaki dengan penuh harapan di balik hak adat dan budaya bangsa, hak tanah dan alam milik bangsa  telah sudah ada diatas tanah itu, makluk anusia dan makuluk hewan lain sebagai kutu tanah dan kutu alam di tempatnya yang telah di berikan dan di tempati oleh ALLAH Maha Pencipta.

Namun berdasarkan semuanya telah tercipta serba lengkap di rana kehidupan bangsa, kini adalah peradaban menyuarakan diri untuk menata di muka dunia, di bawah cahaya  matahari, cahaya bulan mengikuti cahaya bintang kejora serumpun yang sedang bersuara melalui politik demokrasi penuh mengesankan dimana mereka bersoara di seluruh bangsa-bangsa dimana pelosok – pelosok dunia.

Tidak ada satupun kata dari bangsanya untuk membatasi dan menghalangi kemajuan membenah diri di depan mata bangsa dunia dengan kekuatan Alamnya dan Budaya bangsa yang telah darah daging bangsa itu sendiri. Demi Menyelamatkan jejak kehidpan bangsa yang sudah ada tercipta Alami tersebut.

Sama hal Bangsa melanesia di pulau Papua Bagian Barat yang sedang bersuara melalui politik Demokrasi dengan simbol bendera bangsa telah tersebar dimana keberadaan negara-negara terjajah diatas tanah Leluhur Tanah Papa Barat. Di Mata dunia telah Nampak kelihatan Mengakuinya  harus berdaulat atas hak veto adat dan budaya bangsa yang telah ada. Tidak ada negara terjajah satupun yang membatasi jalan demokrasi pembebasan bangsa papua barat termasuk negera indonesia yang mengklaim diatas tanah papua menjalani politik jebakan untuk penindasan, penganiayaan, pembunuhan, pemerkosaan, dan mempunahkan idealisme bangsa sudah ada itu. Dapat di harapkan saling menghargai dan saling menghormati dan saling menjaga karena semua rana kehidupan bangsa di saksikan oleh Cahata Mata Besat matahari, bulan dan bintang dimana Umat manusia jalani kehidupan serta makluk hidup dibawah cahayanya di bumi ini.

POLITIK DEMOKRASI BANGSA PAPUA BARAT  VS INDONESIA

Politik Demokrasi Bangsa Papua Barat terhadap indonesia belum berakhir dengan begitu nyata yang telah terjajah hingga dulu sampai sekarang sedang berjalan, telah mengatasnamakan bertopeng diatas hak hidup pedoman budaya dan tanah alam bangsa melanesia di tanah papua barat. Dengan fisik manipulasi indentitas bangsa Diatas tanah papua barat mengatasnamakan bangsa  Indonesia melayu diatas adanya  bangsa melanesia papua barat dengan simbol budaya bangsa “bendera Bintang Kejora” dengan “ lambang Burung Mambruk” dengan “simbol budaya Seni Tifa Papua”  yang telah terlukiskan oleh Wawasan Alam Alami Papua barat Sesuai Penciptaannya. Tidak salah berpolitik di awali dengan demokrasi pengibaran Bendera Bintang Kejora diatas tanahnya sendiri diatas tanah papua barat. Indonesia perlu memahami menghargai dan menghormati di balik Bintang kejora ada apa, salah di klaim atau benar menamai diri indonersia ini.  

Perkembangan Jejak politik Demokrasi Dengan begitu pesat hanya mengatasnamakan “Papua Barat vs Indonesia” adalah sekedar mencari jawaban yang sebenarnya di balik banyak negara-negara yang telah jejaki jajah diatas tanah papua barat dengan bersimbol budaya bertopeng. Kini belum berakhirnya demokrasi Hak Hidup Bangsa Diatas tanahnya sendiri, di sebabkan karena Negara-negara terjajah belum “Mengaku” di balik kepentingan perampasan Kekayaan bumi diatas tanah Papua Barat yang di sebut “PTFI” selanjutnya di tangani oleh Negara Indonesia di jembatani dengan Menamai politik “ Pepera 1969” di beri wewenang oleh Politik rekayasa Newyork Agreman tersebut. Adalah Mengklaim adat dan budaya, alam dan tanah bangsa yang di rampasnya.

Memberi wewenang mangatasnamakan indonesia, politik silang yang sangat membingunkan karena pulau papua berada kepulauan Benua Pacifik untuk pantau dan menjaga atas hanya sebatas pengambilan kekayaan Alam Bumi. Atas hal itu negara indonesia mengklaim menamai dirinya Papua barat dalam Rana NKRI adalah rekayasa politik di balik tata kehidupan ciri dan khas kehidupan budaya bangsa diatas tanahnya sendiri.

Berdasarkan semua manipulasi atas kekayaan alam papua barat ini rakyat papua tidak membiarkannya “Politik Demokrasi Bangsa Papua Barat” tiada berakhir sampai mengakunya membuka dokumen kebenaran yang di sembunyikan oleh negara-negara penjajahan melanjutkan “memberi penuh kewenangan di tangan rakyat Papua barat dengan damai”.
 Politik Demokrasi Bangsa Papua Barat telah menyebar luas mengetahu bangsa manapun di pelosok dunia adalah jalur kebenaran karena tidak dengan fisik merugikan bangsa lain. Hanhya membongkar bungkam atas mengklain mengatasnamakan diri diatas tanah papua di huni oleh bangsa melanesia dulu hingga selamanya itu.  Biarpun bagaimana Politik Demokrasi tersebut akan berlanjut sampai “Mengaku” atas keterlibatan manipulasi merampas hidup bangsa mmelanesia tersebut.

Negara indonesia tidak ada urat malunya yang sedang di lakukan atas kehidupan orang lain, telah dan sedang mengklaim menamai dirinya  dengan fisik tanpa kemanusiaan diatas Tanah Papua.  Sebenarnya hak siapa diatas tanah papua barat yang sudah ada realita di mata dunia dengan simbol bendera bangsa “BINTANG KEJORA”  telah sudah kibar tanpa berakhir. Indonesia mengklaimkan menamai dirinya pengbaran bendera bangsa “Merah Putih” adalah salah tempat, maka itu perlu di benahi Norma kemanusiaan dan saling menghargai dan menghormati atas salah sasaran yang di lakukan oleh Negara Indonesia.

Demokrasi suatu bangsa adalah demokrasi atas hak hidupnya yang di salah gunakan oleh orang lain, maka tandas ini indonesia di harapkan mengakuinya karena negara mempunyai moral dan martabat menghargai dan menghormati sesama bangsa beda ciri kehidupan. Berdasarkan menamai dirinya identitas Negara Indonesia diatas tanah papua adalah salah tempat dan salah satu bagian dari Negara yang Mencuri kehidupan bangsa lain berani masuk perampas kehidupannya Rakyat Papua diatas adanya indentitas (irian bara atau papua barat sebagai identitas negaranya) di mata dunia, berangkat dari budaya salah satu orang di pengaruhinya adalah salah di pergunakan dan adalah dosa di cahaya mata besar Mata hari, Bulan, bintang dan di mata Allah sendiri. Kini adalah peradaban pembebasan bangsa melanesia melalui Politik Demokrasi Papua Barat dengan damai”
 
INDONESIA MENGHORMATI KEBENARAN PAPUA

Negara indonesia mempunyai Moral/norma Pancasila berdasarkan lima sila sekarang sudah punah ini, Lima Agama sekarang sudah pecah bela ini, diatas manipulasi menamai diri identitas budaya bangsa lain di mana pulau nusanta khususnya tanah papua barat.

Di suasana Demokrasi bersuara atas hak hidup bangsa dengan penuh mengesankan perlu saling menghargai dan menghormati atas kebenaran secara jujur dan transparansi mengembalikan kewenangan budaya bangsa di negerinya sendiri.

Selama Politik demokrasi Papua barat yang selalu mengesankan di jiwa Pimpinan negara penjajah manapun pada khusunya indonesia sangat fakum seperti negara yang tidak mempunyai Norma dan Moral kemanusia yang saling menghargai dan menghormati atas kebenaran di depan matanya.

Bapak Presiden Republik indonesia sudah tau kedudukan bangsa melanesia diatas tanah papua dan Presiden Susilo Bambang Yudoyono sudah mengenang merasa malu atas salah di pergunakan atas kebenaran identitas bangsa diatas tanah papua. Yang telah menamai dirinya di balik adanya identitas bangsa Papua barat dan salah tempat pengibaran Merah putih diatas tanah papua barat atas adanya bendera bintang kejora. Maka pastilah presiden Susilo Bambang Yudoyono menghargai dan menghormati atas demokrasi hak nafas bangsa papua barat.

Belum lama lagi negara indonesia pasti tranparan dan jujur atas penyembunyian hak dan kebenaran bangsa melansia yang terselip di balik kertas bajakan memusnah. Dengan penuh harapan presiden terkesan dengan gejala kejadian demokrasi telah meluas di dunia tergegernya. Maka presiden pasti mengaku atas kesalah gunakan mengklaim dirinya diatas tanah papua tersebut. Untuk mengembalik kewenangan penuh di tangan rakyat papua barat sendiri. Dimana rekayasa dan manipulasi sejarah indentitas di balik sejarah identitas yang ada.

Pasti merasa malu dirinya dengan hal-hal yang telah lakukan di mata dunia pelanggaran HAM berat  terhadap rakyat papua barat tanpa kemanusiaan  selama pro perjuangan indonesia terhadap tanah papua ini. Keyakinan dan pasti presiden RI menghormati Idealisme Bangsa Melansia diatas tanah papua barat dengan penuh kehormatan atas kebenaran bangsa, bukan di tinjau dari berbagai metode tetapi dengan independen PENGAKUAN mengembalikan harga diri bangsa Melanesia diatas hak hidup di tanahnya  sendiri dengan damia.

Catatan :

Budaya bangsa Melayu tidak sama dengan budaya bangsa Melanesia di Asia Pasifik, maka kembalikan harga diri budaya bangsa melanesia di atas tanah papua barat dari mengklaim budaya bangsa melayu di rana Negara Republik Indonesia , Kembalikan Hak Veto Rakyat Papua Barat di negerinya sendiri dengan damai)*
 
 
Sumber Cahaya Bangsa Papua)
By : Agusmote
Pemerhati Budaya Bangsa
Senen Pagi : 19 Agustus 2011
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apps Collection

 
Bintang Kejora Pictures, Images and Photos
referendum